Mengenal Pengertian Buku Non Fiksi, Unsur dan Tips Menulisnya

Beberapa orang secara unik dan menarik lebih tertarik untuk menulis buku non fiksi dibandingkan dengan buku fiksi. Dilihat dari tingkat kesulitan, buku fiksi tentu lebih mudah untuk digarap karena murni menggunakan hasil pemikiran penulis. 

Lalu, bagaimana dengan karangan atau tulisan non fiksi? Meskipun dari segi kesulitan, tulisan non fiksi ini memang lebih sulit. Namun, beberapa orang bahkan lebih suka produktif menyusunnya dibanding tulisan fiksi. Alasannya tentu beragam, dan setiap penulis akan memiliki pandangan berbeda-beda. 

Tulisan fiksi akan berbeda dengan tulisan non fiksi, bisa dilihat dari segi tema yang diangkat dan proses penyusunan isinya. Pada tulisan fiksi, maka hasil tulisannya seperti yang sudah disinggung di awal murni menggunakan daya imajinasi dan kreativitas penulis. 

Unsur Buku Non Fiksi 

Sebelum mulai menyusun tulisan atau buku non fiksi tidak ada salahnya untuk mengenal jenis tulisan ini dengan detail. Salah satunya mengenai unsur yang menyusun tulisan tersebut, yang tentunya bisa menambah wawasan dan juga pengetahuan. 

Secara umum, tulisan non fiksi nantinya akan memiliki beberapa unsur pokok seperti yang disebutkan di bawah ini: 

1. Sampul 

Unsur pertama dalam tulisan non fiksi adalah sampul, dan unsur ini juga ditemukan pada tulisan fiksi. Informasi di dalam sampul sendiri meliputi judul, nama penulis, penerbit, tahun terbit, dan edisinya jika hadir dalam beberapa edisi. 

2. Pokok Bab 

Pokok bab adalah unsur berikutnya, dan bisa dikatakan sebagai bab pembuka. Pada unsur ini terdapat kata pengantar, latar belakang, tujuan penulisan, dan juga manfaat dari tulisan yang telah disusun. 

3. Judul Bab 

Unsur berikutnya di dalam penyusunan buku non fiksi adalah judul bab, yang biasanya dibuat di bagian atas setiap ada bab baru. Judul ini dibuat dengan huruf kapital secara keseluruhan dan diatur rata tengah. 

4. Sub Bab 

Unsur selanjutnya adalah sub bab, biasanya terletak di bagian bawah judul bab dan diberi tanda dengan angka romawi maupun dengan angka Arab. Biasanya sub bab ini masih memiliki sub tambahan di bawahnya, dan penomoran akan mengikuti standar yang berlaku. 

5. Isi Buku 

Unsur paling inti dari buku non fiksi adalah isi dari buku itu sendiri, dan memaparkan inti dari judul buku tersebut. Isi ini biasanya ditulis dengan sistematika yang sesuai standar. Isinya sendiri terdiri dari pendahuluan, paparan utama, dan penutup. 

6. Cara Penyajian 

Unsur selanjutnya adalah pada cara penyajian, informasinya disampaikan saat menyusun daftar pustaka. Sehingga pembaca buku bisa mengetahui sumber-sumber atau referensi yang digunakan penulis dalam menyusunnya. 

7. Bahasa Penulisan 

Bahasa penulisan menjadi unsur berikutnya dari penulisan buku non fiksi. Biasanya informasi mengenai bahasa atau istilah penting yang dicantumkan dan dimasukan dalam buku akan dimuat di dalam glosarium. 

8. Sistematika Penulisan 

Sistematika merupakan unsur penting di dalam penyusunan tulisan non fiksi, tujuannya adalah untuk merapikan penulisannya sendiri. Sehingga disampaikan secara urut, runtut, dan membuatnya mudah untuk dipahami pembaca. 

Unsur yang dipaparkan di atas akan menjadi panduan sekaligus isi pokok dari tulisan non fiksi. Sehingga semua yang sudah disebutkan merupakan bagian penting yang tidak bisa diganti maupun dihapus dengan sengaja, sebab akan menentukan struktur tulisan secara keseluruhan. 

Tips Menulis Buku Non Fiksi dengan Baik dan Benar 

Setelah mengetahui bagaimana menyusun buku non fiksi dengan baik, agar semua unsur penting yang sudah dijelaskan dimuat di dalamnya. Maka langkah selanjutnya adalah memulai proses penulisan. 

Mencari Ide Tulisan 

Tips pertama untuk bisa menyusun tulisan non fiksi yang baik dan benar adalah mencari ide yang tepat. Ide disini dijamin sangat banyak namun belum tentu menarik perhatian kamu, mudah untuk diangkat, atau mungkin belum tentu kamu menguasainya. 

Jadi, bagaimana cara menemukan ide yang tepat? Mulailah dengan menyusun daftar keahlian atau bidang yang disukai dan memang banyak tahu di dalamnya. Selain itu bisa juga mencari ide dengan jalan-jalan, menjelajahi tempat menarik, apa yang sedang diminati pasar, dan lain-lain.