Ini Dampak Negatif Narkoba Bagi Kesehatan dan Kecerdasan Remaja

Penyalahgunaan narkoba sering terjadi di kalangan anak remaja. Dampak penyalahgunaan narkoba Bukan hanya bisa membuat kecanduan, konsumsi obat terlarang tersebut juga bisa membuat anak remaja mengembangkan berbagai masalah kesehatan serius. Selain itu, narkoba juga bisa memengaruhi kecerdasan anak remaja, karena zat-zat adiktif tersebut bisa merusak otak.

Selain lingkungan di rumah, pergaulan di luar rumah juga berperan besar dalam pembentukan karakter anak remaja. Kebanyakan anak remaja cenderung mengikuti apa yang teman-teman mereka lakukan. Hal itu karena mereka masih mencari jati diri dan memiliki kecenderungan untuk mencoba banyak hal baru.

Candu yang Memengaruhi Mental dan Fisik

Sebelum mengetahui dampak negatifnya pada anak remaja, ada baiknya ibu mengetahui terlebih dahulu apa itu narkoba.

Narkotika dan obat-obatan (narkoba) adalah zat yang bisa mengubah kondisi mental atau fisik seseorang. Zat-zat tersebut bisa memengaruhi cara kerja otak, perasaan dan perilaku, pemahaman, dan indra seseorang. Menurut Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, narkotika adalah zat atau obat, baik yang bersifat alami, sintetis, maupun semi sintetis, yang bisa menimbulkan efek penurunan kesadaran, halusinasi, dan daya rangsang. 

Narkotika sebenarnya bermanfaat sebagai obat penghilang rasa nyeri dan memberi ketenangan. Namun, obat-obatan tersebut sering disalahgunakan untuk tujuan mendapatkan efek yang menyenangkan pada otak. Bila dikonsumsi secara berlebihan, narkoba bisa menyebabkan kecanduan.

Berdasarkan sumbernya, narkoba bisa dibagi menjadi tiga jenis:

Alami

Narkoba alami berasal dari tanaman yang langsung bisa digunakan melalui proses sederhana. Contoh jenis narkoba alami, antara lain ganja, koka, tembakau, mushroom.

Semi Sintetis

Jenis narkoba semi sintetis merupakan produk tanaman yang diolah dengan cara diekstraksi atau memakai proses lainnya. Contoh jenis narkoba ini, antara lain morfin, heroin, kodein, alkohol.

Sintetis

Jenis narkoba ini didapatkan dari proses pengolahan yang rumit. Narkoba sintetis sering dimanfaatkan untuk keperluan pengobatan dan juga penelitian. Contoh narkoba sintetis, antara lain amfetamin, metadon, deksamfetamin, dan ekstasi.

Monitoring the Future Study baru-baru ini menunjukkan bahwa selain kokain, ekstasi, dan obat-obatan terlarang lainnya, ada enam narkoba yang paling sering disalahgunakan oleh para remaja. Obat tersebut, antara lain:

  • Mariyuana (31,5 persen).
  • Vicodin (9,7 persen). 
  • Amfetamin (8,1 persen). 
  • Obat batuk (6,9 persen).
  • Obat penenang dan tranquilizers (masing-masing 6,6 persen). 

Belakangan ini, semakin banyak anak muda yang juga kecanduan alkohol dan tembakau.

Ini Dampak Negatif Narkoba Bagi Kesehatan dan Kecerdasan Remaja

Narkoba sudah diketahui bisa mengakibatkan kecanduan, gangguan serius, penyakit dan kematian. Pada anak remaja, menyalahgunakan narkoba bisa membuat mereka mengembangkan masalah kesehatan orang dewasa, seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan gangguan tidur. 

Selain itu, anak remaja yang menggunakan narkoba dengan jarum suntik juga berisiko tinggi mengidap penyakit yang ditularkan melalui darah. Contohnya seperti HIV, AIDS, dan Hepatitis B dan C. Beberapa jenis narkoba juga bisa merusak organ dalam tubuh, seperti ekstasi yang bisa menyebabkan gagal jantung dan gagal hati.

Tidak hanya itu saja, narkoba juga bisa memengaruhi kecerdasan anak remaja. Sebab obat-obatan tersebut bisa merusak memori jangka panjang dan jangka pendek, sehingga akhirnya mereka akan mengalami masalah pembelajaran dan memori di kemudian hari. 

Narkoba juga bisa mengganggu perkembangan otak anak remaja. Otak anak-anak yang masih muda masih bertumbuh dan berkembang hingga mereka berusia pertengahan 20-an. Hal ini terutama berlaku untuk korteks prefrontal, yang digunakan untuk membuat keputusan. 

Nah, mengonsumsi narkoba saat masih muda bisa mengganggu proses perkembangan yang terjadi di otak. Hal ini juga bisa memengaruhi pengambilan keputusan mereka. Akibatnya, mereka  mungkin lebih cenderung melakukan hal-hal yang berisiko, seperti praktik seks tidak aman dan mengemudi yang berbahaya. 

Related posts