Aturan Aqiqah untuk Bayi Laki-laki

Aturan Aqiqah untuk Bayi Laki-laki

Aqiqah merujuk pada pengorbanan yang dipersembahkan atas nama bayi yang baru lahir pada hari ketujuh setelah kelahiran. Aqiqah dikenal di kalangan orang Arab pada masa Jaahiliyyah.

Al-Maawardi berkata : Aqiqah merujuk pada seekor domba yang disembelih pada saat kelahiran itu adalah kebiasaan yang dilakukan oleh orang Arab sebelum Islam. Kunjungi juga situs Aqiqah Bekasi, untuk melihat informasi seputar Aturan Aqiqah di sana. Semoga pembahasan tersebut bisa berguna untuk Anda. Ada saheeh ahaadeeth dari Nabi (damai dan berkah Allah besertanya) yang membuktikan bahwa Aqiqah ditentukan dalam Islam, seperti berikut :

Diriwayatkan bahwa Buraydah (semoga Allah berkenan dengan dia) berkata : Selama Jaahiliyyah, jika seorang anak laki-laki dilahirkan untuk salah satu dari kita, kita akan menyembelih seekor domba dan mengolesi kepalanya dengan darahnya. Ketika Allah membawa Islam, kami akan menyembelih seekor domba dan mencukur kepala (anak) itu dan mengolesinya dengan kunyit. Kunyit adalah jenis parfum.

Ada pula pendapat lain, yaitu yang diriwayatkan dari Salmaan bin Aamir (ra dengan dia) bahwa Nabi (damai dan berkah dari Allah besertanya) mengatakan: “Untuk seorang anak laki-laki harus ada Aqiqah sehingga menumpahkan darah untuknya dan menghapus kotoran darinya.”

Ini diresepkan untuk menyembelih dua domba untuk anak laki-laki yang baru lahir dan satu domba untuk anak perempuan, seperti yang ditunjukkan oleh bukti saheeh, seperti berikut :

Diriwayatkan dari Umm Karaz bahwa dia bertanya kepada Rasulullah (damai dan berkah Allah besertanya) tentang ‘Aqiqah, dan dia berkata: “Untuk seorang anak laki-laki, dua domba, dan untuk seekor domba betina, dan itu tidak masalah apakah itu laki-laki atau perempuan.”

Diriwayatkan dari ‘Aa’ishah (semoga Allah berkenan dengan dia) bahwa Rasulullah (damai dan berkah dari Allah besertanya) memerintahkan mereka (untuk menyembelih) dua domba dari jenis yang sama untuk anak laki-laki dan satu domba untuk seorang gadis.

Diceritakan oleh al-Tirmidzi, 1513, yang mengatakan itu adalah hasan saheeh digolongkan sebagai shahih oleh al-Albaani di shahih al-Tirmidzi. Hadits ini jelas menunjukkan bahwa ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan sehubungan dengan ‘Aqiqah.

Apakah Ada Pendapat Lain mengenai Aturan Aqiqah?

Ibn al-Qayyim (semoga Allah mengampuni dia) menjelaskan perbedaan antara pria dan wanita sebagai berikut:

Ini adalah prinsip pembagian, karena Allah membedakan antara laki-laki dan perempuan, dan memberi perempuan bagian dari laki-laki dalam hal warisan, diyah, kesaksian, membebaskan budak dan ‘aqeeqah, seperti yang diriwayatkan oleh al-Tirmidzi dalam hadits yang dia klasifikasikan sebagai shahih dari Umaamah dari Nabi (damai dan berkah Allah besertanya), yang mengatakan :

“Setiap Muslim yang membebaskan seorang Muslim, dia akan menjadi tebusannya dari Api, dan masing-masing (budak) anggota badan akan cukup untuk anggota tubuhnya. Setiap pria Muslim yang membebaskan dua wanita Muslim, mereka akan menjadi tebusannya dari neraka, dan masing-masing anggota tubuhnya akan mencukupi untuk anggota tubuhnya. ”Dikisahkan oleh al-Tirmidzi, 1547.

Perbedaan ini berkaitan dengan ‘aqeeqah akan berlaku bahkan jika tidak ada sunnah yang jelas tentang masalah ini, jadi bagaimana kalau Sunnah ditetapkan dengan jelas dan menunjukkan bahwa ada perbedaan ini? Akhiri kutipan. Demikian pembahasan artikel tentang Aturan Aqiqah, ini saya buat. Semoga pembahasan artikel ini bermanfaat bagi Anda dalam menambah wawasan tentang Aqiqah, sekian terimakasih.

Related posts

Leave a Reply