3 Kalimat Sakti yang Selalu Mewarnai Kampanye Sandiaga Uno

Sandiaga Uno

Setelah didapuk menjadi pendamping Prabowo Subianto, tidak butuh waktu lama bagi Sandiaga Uno untuk beraksi. Ia sangat aktif berkampanye di banyak titik daerah yang krusial. Bahkan salam satu hari, bisa lebih dari 3 kunjungan. Dari sekian banyak kampanye, ada 3 kalimat sakti yang selalu ia himbau untuk masyarakat. Apa saja?

3 Kalimat Sakti Sandiaga Uno

  1. Emak-emak Bahagia

Tidak heran jika calon wakil presiden atau pendamping Prabowo Subianto ini begitu digandrungi oleh emak-emak. Tidak hanya di area Jakarta, tetapi juga area-area lain. Jika kita mau kilas-balik, strategi kampanye yang menyuarakan hal ini sudah ia sampaikan di Pilgub DKI 2017 lampau. Pertanyaannya, apakah efektif jika diterapkan secara nasional?

Dalam kalimat “emak-emak bahagia”, mengindikasikan, bahwa saat ini ibu-ibu yang ada di Indonesia belum begitu bahagia. Begitu yang tersirat dalam kampanye Pak Sandi. Kenapa ia menyebut kata “emak-emak”? Tentu selain sebagian besar peserta Pilpres 2019 nanti adalah emak-emak, rupanya kampanye tersebut juga menyangkut aspek kebutuhan rumah tangga.

Maklum, bahan-bahan pokok serta urusan dapur selalu menjadi pekerjaan rumah IRT. Sandi paham betul bagaimana cara mempengaruhi emak-emak dari dasar psikologisnya. Sebab, ibu-ibu rumah tangga kerapkali melontarkan pendapat secara emosional. Jadi, Sandi lebih memilih kata “bahagia” daripada “sukses” untuk ibu-ibu rumah tangga se-Indonesia.

  1. Bapak-bapak Sejahtera

Kalimat kedua ini juga tidak kalah menarik. Kebutuhan kaum pria, khususnya yang sudah jadi bapak rumah tangga terbilang lebih banyak dibanding IRT. Mulai dari kebutuhan akan bisnis, pekerjaan, hingga sekadar tentang hobi. Memang agak krusial jika hanya mengandalkan kata yang berkonotasi emosional, sebab kaum pria kebanyakan rasional.

Contohnya, saat pasangan yang sudah menikah nonton bola di televisi dan salah satu jagoannya kalah, maka respons mereka berbeda. Si emak bakal bilang, “Aduh, deg-degan rasanya saat tadi adu penalti. Jantung serasa mau copot.” Si bapak akan bilang, “Andai tadi pemain itu tidak diganti di tengah permainan, pasti tim jagoan kita menang.”

Berbeda sekali, kan? Sandiaga Uno selalu bisa melihat celah dari setiap kemungkinan. Terutama yang berkaitan dengan psikologis manusia. Sebab, Pilpres 2019 nanti memang lebih dikendalikan oleh kubu yang paham akan hal itu. Sandi berpendapat, bahwa kebutuhan bapak rumah tangga akan ia perhatikan usai berhasil menjadi calon wakil presiden.

  1. Anak Muda Sukses

Pernyataan ini juga menarik dan selalu memantik bahan diskusi. Maklum, belakangan ini cukup banyak anak muda yang menuai prestasi. Misalnya di dunia start-up digital, kita mengenal A. Zakky, William, Nadiem. Sedangkan di dunia pendidikan juga tidak kalah banyak yang menuai prestasi dan menyabet penghargaan internasional.

Sandi tahu betul, bahwa masa depan Indonesia nantinya berada dalam genggaman generasi muda. Tidak heran jika saat ini banyak UKM yang lahir dari tangan anak-anak muda Indonesia. Sebagai calon wakil presiden, ia berjanji dan menjamin beragam kebutuhan anak muda di masa pemerintahannya kelak akan terpenuhi.

Apakah berarti saat itu pemerintah belum begitu memerhatikan anak muda? Rasanya tidak juga. Sebab, belakangan ini pemerintah pun aktif menggelorakan semangat para pemuda untuk terus berkarya. Efektivitas kampanye Sandi di sini lebih bersifat emosional. Sebab, ia menganggap, bahwa keinginan anak muda untuk sukses itu sangat besar.

Apakah nanti 3 kalimat sakti tersebut berdampak sama dengan saat Pilgub DKI 2017, tentu semua tergantung dari pilihan masyarakat. Para pemilih yang didominasi oleh millenials dan generasi Z tentu lebih kritis dibanding generasi X. Peran Sandiaga Uno di tengah-tengah merekalah yang nantinya bisa mengubah pandangan masyarakat secara umum.

Leave a Reply